Kisah Gugurnya Parikesit


Gugurnya Parikesit dikisahkan dalam Kitab Adiparwa, kitab pertama Mahabharata.

Dikisahkan, ada seorang Raja bernama Parikesit, putera Sang Abimanyu, yang bertahta di Hastinapura. Ia merupakan keturunan Sang Kuru, maka disebut juga Kuruwangsa. Pada suatu hari, dia berburu kijang ke tengah hutan. Kijang diikutinya sampai kehilangan jejak.

Di hutan dia berpapasan dengan seorang pendeta bernama Bagawan Samiti. Sang Raja menanyakan ke mana kijang buruannya pergi, tetapi sang pendeta membisu (bertapa dengan bisu). Hal tersebut membuat Raja Parikesit marah. Ia mengambil bangkai ular, kemudian mengalungkannya di leher sang pendeta.

Putera sang pendeta yang bernama Srenggi, mengetahui hal tersebut dari penjelasan Sang Kresa, kemudian ia menjadi marah. Ia mengutuk Sang Raja, agar dia wafat karena digigit ular, tujuh hari setelah kutukan diucapkan. Setelah Sang Raja menerima kutukan tersebut, maka ia berlindung di sebuah menara yang dijaga dan diawasi dengan ketat oleh prajurit dan para patihnya.

Di sekeliling menara juga telah siap para tabib yang ahli menangani bisa ular. Pada hari ketujuh, yaitu hari yang diramalkan menjadi hari kematiannya, seekor naga yang bernama Taksaka menyamar menjadi ulat pada jambu yang dihaturkan kepada Sang Raja. Akhirnya Sang Raja mangkat setelah digigit Naga Taksaka yang menyamar menjadi ulat dalam jambu.

PRANALA